“Marie Kondo telah meloloskan diri sebagai master bebenah, kesatria yang berperang melawan situasi berantakan.” –The London Times
Judul Buku | THE LIFE-CHANGING MAGIC OF TIDYING UP |
---|---|
Penulis | Marie Kondo |
Penerbit | Bentang Pustaka |
Tahun Terbit | 2016. Cetakan kelima belas, Juli 2019 |
Jumlah Halaman | 206 halaman; 20.5 cm |
ISBN | 978-602-291-244-6 |
Sinopsis:
Walaupun sudah susah payah merapikan rumah, apakah kertas-kertas terus saja bertumpukan dan pakaian harus terus Anda jejalkan di lemari? Kenapa kita tidak bisa menjaga kerapian rumah?
Marie Kondo memperkenalkan metode merapikan yang ampuh tiada duanya, KonMari. Keampuhan metode yang kini semakin marak diterapkan di Jepang dan telah dikemas dalam program televisi laris, “Tidy Up with KonMari!” ini, telah menular ke seluruh dunia. Saking ampuhnya, tak seorang pun klien Kondo kembali ke kebiasaan berantakan (dan calon kliennya harus masuk daftar tunggu selama tiga bulan).
Beruntunglah, melalui buku ini Anda berkesempatan
- menjadi klien jarak jauh Kondo, menentukan barang-barang mana saja di rumah Anda yang “membangkitkan kegembiraan” dan mana yang tidak.
- memulai kebiasaan bebenah yang efektif dengan sistem bebenah berdasarkan kategori.
- membabat habis situasi berantakan, hingga menikmati efek ajaib dari rumah yang rapi– beserta pikiran damai yang mengikutinya.
Pertama kali nonton acara Tidying Up with KonMari di Netflix, hanya satu episode saja, saya langsung takjub. Habis itu pengen punya buku karya Marie Kondo. Dan sepanjang membaca buku ini, otak saya terus kebayang kira barang-barang apa yang harus saya babat. Ah, beneran pengen cepet-cepat selesai baca! Habis baca, bukannya me-review, saya malah langsung beberes, haha.
Asli ini bikin buku yang rajin bebenah tambah rajin, dan yang malas bebenah kemungkinan jadi pengen bebenah. Saya sangat menyukai buku ini, juga metode yang digunakan oleh Marie Kondo. Ternyata, jika baca bukunya, Marie Kondo ini orang yang sangat rajin bebenah sejak kecil, saya salut. Saking super rajin bebenah, akhirnya terciptalah metode KonMari.
Baca: review buku Mantappu Jiwa karya Jerome Polin
Saya pribadi, baru mempraktikan metode ini hanya untuk diri saya saja, artinya saya hanya membuang barang-barang yang tidak membangkitkan kegembiraan, dan sekiranya barangnya masih bermanfaat tapi saya tidak tertarik, maka saya relakan. Hasilnya? Saya lebih senang dan damai dengan barang yang saya miliki sekarang, dan sudah meramping, hehehe. Ini bukan masalah jumlah barangnya banyak atau tidak, melainkan barang-barang yang benar-benar saya butuhkan dan mendatangkan kegembiraan. Buku ini menurut saya sangat inspiratif, mudah dipraktekan, dan sekali dipraktekan ternyata sangat menyenangkan. Memiliki barang secukupnya dan menggemberikan jauh lebih efektif, ketimbang kebanyakan barang. Akhirnya saya menemukan solusi beberes yang pas buat saya, dengan menggunakan metode KonMari, sukkkkaaaa banget.
Inilah keajaiban berbenah yang sesungguhnya. Mungkin kesannya mencengangkan, tetapi metode saya--yaitu hanay menyimpan barang-barang yang membangkitkan kegembiraan-memang andal. Inilah sebabnya saya mesti memulai dengan membuang, mudah saja untuk memutuskan di mana harus menyimpan barang, sebab benda yang Anda miliki pasti sudah berkurang hingga tinggal sepertiga atau bahkan seperempat dari jumlah awalnya. Sebaliknya, serajin apa pun Anda berbenah dan seefektif apa pun metode penyimpanan yang Anda terapkan, jika Anda mulai menyimpan sebelum menyingkirkan barang berlebih, Anda niscaya akan kembali ke kebiasaan berantakan. Saya tahu karena saya sendiri dulu seperti itu. (halaman 126)
Buku ini judul aslinya The Life-Changing Magic of Tidying Up, dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Reni Indardini, penerbit Bentang Pustaka. Marie Kondo adalah konsultan kerapian sekaligus penulis buku-buku bestselling dengan tema serupa. Baru-baru ini ia meluncurkan Spark Joy, yang juga langsung masuk jajaran best seller. Namanya menjadi salah seorang dari 100 Most Fluential People 2015 versi majalah Time. Ia adalah penemu KonMari Method yang makin populer di kalangan urban saat ini.
Baca: review buku Terapi Berpikir Positif
Berikut ini kutipan – kutipan favorit saya dalam buku The Life-Changing Magic of Tidying Up – Seni Beres-Beres dan Metode Merapikan Ala Jepang:
- Kita tidak akan bisa mengubah kebiasaan jika cara berpikir kita belum berubah. (halaman 7)
- Berbenah adalah sarana, bukan tujuan akhir. (halaman 14)
- “Menyimpan” adalah istilah yang menjebak. (halaman 14)
- Berbenah yang efektif hanya terdiri atas dua aktivitas esensial: membuang dan menentukan di mana harus menyimpan barang. Di antara keduanya, membuang harus didahulukan. (halaman 20)
- Berbenah adalh kegiatan istimewa, jangan melakukannya setiap hari. (halaman 21)
- Berpikirlah secara konkret agar Anda bisa membayangkan secara gamblang bagaimana rasanya menghuni tempat yang tidak berantakan. (halaman 28)
- …. dengan mengambil dan memegangi tiap benda, lantas bertanya, “Apakah ini membangkitkan kegembiraan?” Jika ya, simpanlah. Jika tidak, buang saja. (halaman 33)
- Selalu bekerja berdasarkan kategori, bukan lokasi. (halaman 35)
- Urutan yang terbaik adalah sebagai berikut: pertama-tama pakaian, lalu buku, kertas, komono (pernak-pernik), dan terakhir kenang-kenangan. (halaman 38)
- Agar bisa sepenuh hati mensyukuri hal-hal yang paling penting bagi Anda, pertama-tama Anda harus membuang barang-barang yang sudah tidak bermanfaat. (halaman 54)
- Untuk menyimpan barang, kuncinya adalah memberdirikan alih-alih menidurkannya. (halaman 67)
- Tata pakaian Anda sehingga menaik ke kanan. Garis yang menanjak ke kanan membuat orang merasa nyaman. Dengan mengikuti prinsip ini ketika menata lemari, isi lemari Anda bisa terkesan lebih menggugah hati. Untuk itu, gantungkanlah pakaian berat di sebelah kiri lemari dan baju ringan di sisi kanan. Berdasarkan kategori, mantel terletak di ujung kiri, diikuti oleh gaun, jaket, celana panjang, rok dan blus. (halaman 71)
- Lebih baik Anda membaca buku yang sungguh menarik perhatian Anda saat ini, daripada buku yang Anda biarkan tertimbun debu selama bertahun-tahun. (halaman 83)
- Intinya, buku-buku yang menyenangkan kita saat ini boleh disimpan. (halaman 85)
- Kali pertama menjumpai sebuah buku adalah saat paling tepat untuk membacanya. Supaya tidak melewatkan momen tersebut, saya rekomendasikan agar Anda tidak mengoleksi buku terlalu banyak (halaman 87)
- Yang harus kita hargai baik-baik bukanlah kenangan, melainkan diri kita yang sekarang. Pelajaran inilah yang mesti kita petik saat menyortir kenang-kenangan. Tempat yang kita tinggali saat ini adalah untuk diri kita yang sekarang, bukan diri kita yang ada pada masa lalu. (halaman 111)
- … sedangkan seorang pecinta buku, mungkin tidak butuh apa-apa selain buku. (halaman 118)
- Pusatkan perhatian Anda untuk memilih barang-barang yang membangkitkan kegembiraan dan untuk menikmati hidup berdasarkan standar Anda sendiri. (halaman 118)
- Membenahi rumah adalah resep ajaib untuk menciptakan kehidupan yang berwarna dan bahagia. (halaman 120)
- Dengan mengelimininasi informasi visual berlebih yang tidak membangkitkan kegembiraan, Anda bisa membuat tempat tinggal Anda menjadi lebih damai dan nyaman. (halaman 161)
- Pada intinya, hal-hal yang kita sukai tidak akan berubah seiring berjalannya waktu. Membenahi rumah adalah cara ampuh untuk menguak apa yang kita sukai. (halaman 167)
- … mengikhlaskan justru lebih penting dari menambah. (halaman 169)
- Namun, keengganan kita untuk membuang barang tertentu sejatinya hanya berakar pada dua penyebab: keterikatan pada masa lalu atau kecemasan akan masa depan. (ha;aman 173)
- Pertanyaan mengenai apa yang ingin Anda miliki sejatinya adalah pertanyaan mengenai seperti apa Anda ingin menjalani hidup. (halaman 174)
- Kehidupan menjadi jauh lebih enteng begitu kita tahu bahwa situasi masih bisa berjalan mulus sekalipun kita kekurangan sesuatu. (halaman 180)
- Pada dasarnya, berbenah semestinya adalah sebuah kegiatan untuk memulihkan keseimbangan antara orang-orang, barang milik mereka dan rumah mereka. (halaman 183)
- Fenomena ini sangat aneh, tetapi ketika kita mengurangi barang yang kita miliki dan men-“detoks” rumah, raga kita seolah turut terdetoksi. (halaman 186)
- Pokoknya, curahkanlah waktu dan antusiasme Anda untuk hal-hal yang paling menggembirakan Anda, yang menjadi misi Anda dalam hidup ini. (halaman 197)
Yuk, mari kita bebenah, dan dimulai dari diri sendiri. Mari bebenah! 😀
Note: buku ini saya beli di toko buku online http://www.mizanestore.com
Happy reading! 📚 📖😊
With Love, ❤️💙

Ya ampun sdh cetakan ke 15
LikeLiked by 1 person
Iya, Mba Phebie. Laris bukunya 🤩
LikeLike
Belum sanggup baca buku ini karena masih merasa semua barang memberikan kebahagiaan. Hehe. Cita-cita hidup minimalis, realita (masih) menumpuk barang.
LikeLiked by 1 person
Baiklah, hehe
Jika masih menumpuk barang, mungkin akan kaget baca buku ini
LikeLike
Wahhh aku punya nih bukunya, udh setahun nerapin juga..
LikeLiked by 1 person
Wih keren, udah cukup lama dibanding saya.
Hasilnya, menyenangkan kan, Kak? Pakai metode konmari 😀
LikeLike